<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://draft.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d9060424\x26blogName\x3dPorlak+Eden+Toengzzz\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLACK\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://porlakeden.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://porlakeden.blogspot.com/\x26vt\x3d-518869021239474515', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Google  
Web    Images    GroupsNew!    News    Froogle    more »
  Advanced Search
  Preferences    
 Web  Results 1 - 10 for Blog : Porlak Eden Toengzzz [Who Links ?].                          
     


Charly Silaban
---------------------
 tjang poentja



Toengzzz lampau

ROY SURYO !!!! KASIAN DEH LU !!!
Si Koran Herkules
SIMPATI SUX
Andaman Islands
T O L A K R U U A P P
Sordam
Moodzzz !!!
Cover Perdana Playboy Indonesia
: "aloi, Ompung Mulajadi Nabolon"
In Memoriam : Ndaru Pratikno JB'98
 
      Pustaka Toengzzz
11/01/2004 - 12/01/2004
12/01/2004 - 01/01/2005
01/01/2005 - 02/01/2005
03/01/2005 - 04/01/2005
04/01/2005 - 05/01/2005
05/01/2005 - 06/01/2005
06/01/2005 - 07/01/2005
07/01/2005 - 08/01/2005
08/01/2005 - 09/01/2005
09/01/2005 - 10/01/2005
10/01/2005 - 11/01/2005
11/01/2005 - 12/01/2005
12/01/2005 - 01/01/2006
01/01/2006 - 02/01/2006
02/01/2006 - 03/01/2006
04/01/2006 - 05/01/2006
06/01/2006 - 07/01/2006
11/01/2006 - 12/01/2006
03/01/2007 - 04/01/2007
08/01/2007 - 09/01/2007
 
      Linglizzz
  • >>> Silaban Brotherhood
  • >>> Milis Silaban
  • >>> [SB] aggregator
  • >>> [SB] eureka
  • >>> Batik Indonesia Info
  • >>> [[ jeefuu.net ]]
  • >>> [[ gerai domain ]]

  • My Future Home
  • My Friendster Profile
  • My Blogshares Profile
  • My Bloglines Feed
  • My Multiply
  • My Space

  • Batak.TV
  • Elzan a.k.a Thuns
  • Iwok
  • Okto a.k.a LabanUx
  • Pertamax
  • Toba Dream
  • Toba Dream Blog

  • Andika Triwidada
  • Arief Bayu
  • Enda Nasution
  • Kere Kemplu
  • Ling
  • Neny
  • Togar Silaban
  • Zeventina

  •       Blogsharezzz Affiliation
    Plat Satu
    ventlee
    sharefella
     
         

    Who Supportzzz




    Weblog Commenting and Trackback System

    Free Domain Name - www.YOU.co.nr!


    Subscribe with Bloglines

    Atom Feed
    XFN Friendly : PERSON
    XFN Friendly : WEB

    Listed on BlogShares

    Site 
Meter  

     
          Supportzzz Who

    Idol >> Sarah Silaban

    Idol >> Viky Sianipar [Toba Dream]



    Get Thunderbird!

     

    DIGG NEWS !!
     

    Cover Perdana Playboy Indonesia

    January 27, 2006


    di-toengzzz oleh Charly_S, tatkala jam dinding menunjuk angka 15:13

    : "aloi, Ompung Mulajadi Nabolon"

    January 20, 2006

    Selamat Jalan Maroeli Simbolon !

    Coba sobat baca sajak dibawah ini :

    pulang si anak hilang

    jalan berkelok-kelok
    di tepi danau toba

    pohon-pohon cemara
    hitam!
    letih membuka pintu

    : "aloi, Ompung Mulajadi Nabolon"

    aku menari
    menyusuri lekuk moyang
    di riak danau toba
    kehilangan ikan
    dan pahatan pintu-pintu rumah
    tanpa nyanyian

    seribu tugu berdiri kaku
    di atas batu
    sepanjang jalan
    dalam gigir
    sordam memanggil,
    : "aloi, Ompung Mulajadi Nabolon,
    pulang si anak hilang!"

    pohon-pohon cemara
    hitam!
    perih membelai
    kepala tak bermata

    aku mencatat garis-garis moyang
    dengan ulos dan tarian
    tanpa irama
    penetua-penetua desa
    di pintu-pintu rumah sepi
    terkunci

    jalan berkelok-kelok
    di tepi danau toba
    sordam memanggil dalam gigir,
    : "pulang si anak hilang
    ke pangkuanmu,
    aloi, Ompung Mulajadi Nabolon."

    pohon-pohon cemara hitam!

    muara, 1995

    Sumber : Kumpulan Puisi Maroeli Simbolon "Berlabuh Bulan"
    (laba laba jakarta, 2002)

    Ah paten kali puisi itu...!!
    Masih ada lagi :

    luka

    camar menangis di tengah samudera
    sekuntum mawar gugur di perut biduk
    deburan ombak enggan berhenti!

    kutanggalkan bilurku membusuk
    di seutas benang kusam
    kupanggil awan
    merajut jala keemasan
    tak berwaktu!

    berbaur keringat jingga
    kutangkap denyut bukit
    dada
    matahari menjauh, terlalu
    jauh
    berlayar
    rengkuhi malam!

    camar menangis di tengah samudera
    sekuntum mawar gugur di perut biduk
    deburan ombak entah kapan berhenti!

    tarutung, 1992

    Sumber : Kumpulan Puisi Maroeli Simbolon "Berlabuh Bulan"
    (laba laba jakarta, 2002)

    Namun kini, pencipta sajak itu telah berpulang menghadap Sang Khalik !
    Selamat jalan Maroeli Simbolon !! Karyamu akan selalu baka !

    Tentang Maroeli Simbolon
    Maroeli Simbolon dilahirkan 16 Januari 1967 di
    Rantauprapat, Labuhan Batu, Sumatra Utara.
    Meninggal dunia karena sakit pada 17 Januari 2005 di Jakarta.
    Disamping dikenal sebagai cerpenis, juga banyak menulis naskah drama, skenario film dan televisi.
    Cerpen-cerpennya dimuat di media massa Jakarta maupun daerah, seperti Suara Pembaruan, Republika, Koran Tempo, Horison, Media Indonesia, Sinar Harapan, Nova, Waspada, Analisa, Sinar Indonesia Baru dan Sumut Pos.
    Buku-bukunya yang sudah diterbitkan: Anak Jaman (Garda, 1998), berlabuh bulan (laba laba, 2002), Bara Negeri Dongeng (Jalasutra, 2002), Cinta? Taik Kucing! (Jalasutra, 2003) dan Sepasang Luka Cinta (Jalasutra,2004).
    Maroeli adalah staf pengajar di Fakultas Film dan Televisi, Institut Kesenian Jakarta (IKJ) saat meninggal dunia.


    Info via : Saut Situmorang, Batak_Gaul.
    di-toengzzz oleh Charly_S, tatkala jam dinding menunjuk angka 10:20

    In Memoriam : Ndaru Pratikno JB'98

    January 05, 2006

    Lurs,

    Seusai pendaratan (maksudnya perjalanan lewat darat)di Jogja tadi pagi, seusai mencairkan sumbangan untuk Ndaru, termasuk dari Pundi Tulus, segera saya meluncur ke Ponosaran Lor. Pukul 11 saya tiba di rumah duka,dihamburi Bapak dan Ibu Supratikno, kedua orang tua Ndaru, dan Citra, adik Ndaru. Mereka tampak tabah. Juga Herning, yang didampingi ibunya.

    Seusai bersalaman, saya masuk ke ruang tamu tempat jenazah Ndaru disemayamkan. Terbujur kaku menghadap utara, setelan jas hitam yang sangat rapi tak dapat menyembunyikan keadaan tubuhnya yang sangat kurus. Telapak kakinya yang terbungkus kaos kaki putih tampak lunglai, sama sekali tiada daya. Dasi kupu-kupu yang dikenakan menjadikan Ndaru seolah tidur dengan tegak dan gagah. Kumis dan jenggotnya sudah tercukur rapi. Putih wajahnya terbalut bedak. Seuntai rosario terlilit di jari-jari tangannya. Di samping kanan tubuhnya, tertaruh sepasang stick drum, dihiasi bunga
    anggrek ungu.

    Selama ini Ndaru memang hobi menabung drum, selain menggeber motor. Maka, meski sakitnya telah sayup-sayup terkabarkan sejak 10 bulan lalu, kematiannya tetap saja menghentak.

    Pelayat yang datang banyak, baik warga sekitar maupun sanak saudara dan sahabat-sahabat. Parkir motor memenuhi sepanjang 200 jalan menuju rumahnya yang dirubung rimbunnya pohon salak. Deretan mobil terpaksa berjajar di luar sana, di jalan raya. Tampak di antara pelayat itu kadang manuk dari berbagai angkatan. Satu
    karangan bunga tanda duka dari alumni terpajang di depan rumah. Satu lagi karangan bunga dari angkatan 98 tersandar di pagar masuk ke rumah. Tenda sepanjang 50
    meter yang terpasang di depan rumah dipenuhi para takziah.

    Tepat pukul 11.30, misa requiem dimulai, dipimpin Romo Suyatno, Pr, kepala paroki Somohitan. Tampaknya romo ini cukup mengenal Ndaru dan keluarganya, yang tampak
    justru dari minimnya kata-kata yang terlontar dalam homilinya. Beberapa juru foto mengabadikan peristiwa sekali seumur hidup ini. Mungkin mereka teman Ndaru. Ada lagi yang merekam menggunakan handycam, pria gondrong dengan anting di kedua kupingnya.

    Pukul 13.00 misa selesai. Setelah pelayat diberi kesempatan bertatap muka dengan layon Ndaru, peti berukir itu ditutup. Peti dipindahkan ke teras rumah, sembari upacara pemberangkatan jenazah dilangsungkan. Hanya ada dua sambutan, dari keluarga dan wakil pelayat. Setelah acara susupan di bawah peti, jenazah pun diberangkatkan ke pemakaman yang berjarak hanya 200 meter dari rumahnya. Ratusan pelayat setia mengantarkan Ndaru ke peristirahatan terakhir.

    Herning, pacar Ndaru, sembari sesekali menyeka airmatanya, dengan tegar berdiri di depan peti membopong foto kekasihnya. Dibekapnya foto itu erat-erat. Bukan karena tidak mau berpisah. Tapi mungkin karena perpisahan ini sangat memilukan. Betapa
    tidak. Untuk ketiga kali dalam hidupnya beberapa tahun belakangan ia kehilangan laki-laki tercintanya. Setelah bapaknya, disusul kakaknya, kini calon pendamping hidupnya. Bagi yang mengikuti jalan hidupnya, ini kisah yang tragis.

    Sulit memahami bahwa Herning setegar itu. Betapa tidak, sampai di pemakaman, ia masih sempat mengingatkan saudaranya untuk menaruh "gagar mayang" yang dibawanya ke ujung jalan. Betapa dahsyat. Gagar mayang adalah simbol seorang yang meninggal masih
    lajang.

    Pukul 14.00 peti jenazah sudah dimasukkan ke liang lahat, di pojok timur laut. Ndaru mendapat tempat baru yang agak lapang. Dari struktur tanahnya yang gempur, tampaknya lokasi itu merupakan pelebaran dari kompleks lama yang telah penuh sesak. Ndaru kembali ke tanah.

    Secara khusus, seusai pemakaman, didampingi beberapa manuk yang tersisa, saya menghaturkan bela sungkawa dari kadang manuk semua, sembari mengulungkan tanda duka cita. Kali ini kedua orangtua Ndaru kelingan kata-kata. Mereka yang sebelumnya tampak tegar, mulai menangis. Sesenggukan mereka mengucapkan terima kasih kepada semua alumni Britto. Mereka mengaku tidak menyangka kalau akan mendapat dukungan sebesar itu.

    Saya yang biasanya gampang terharu, sepanjang hari ini mencoba mengendalikan emosi. Bukan apa-apa. Mereka memberi teladan, bahwa kematian harus dihadapi dengan ketegaran. Mereka tampak pasrah dan menerima duka ini. Kalau pun mereka sampai menangis, sepanjang pengamatan saya, itu terjadi ketika saudara atau kerabat mereka
    datang. Tangisan itu adalah keharuan atas besarnya kasih yang mereka terima.

    Saya bersyukur, Senin sore lalu, sebelum kembali ke Jakarta, sempat ketemu Ndaru. Ia sedang sesak napas waktu itu. Seluruh dada, leher, dan wajahnya berkeringat. Ia tak berkata sedikit pun, karena tampaknya ia berkonsentrasi untuk terus mendapatkan
    aliran udara untuk paru-parunya yang banjir cairan. Saya tidak terlalu sedih, karena Sabtu lalu, ketika ia sedang "bugar", kami sempat tertawa ringan sebentar mengomentari kenaikan harga BBM. Ya, tertawa ringan saja, sebab semuanya itu getir.

    Kini Ndaru telah kembali ke kekasih sejatinya. Saya pribadi sangat terharu merasakan kepedulian kadang manuk semua yang tiada henti, dengan caranya masing-masing, ikut mengupayakan kesembuhan Ndaru. Semoga semangat seperti ini lestari dalam berbagai
    situasi. Saya belajar banyak dari Sampeyan semua.

    kala mengepal,
    AA Kunto A [JB'96]

    Info Via
    Damar JB'98
    ( Permalink: [debritto] Pemakaman Sang Penabuh Drum )

    Dari hati yang terdalam... rasa sedih bukan tuk sesali.. pun bukan ratapi..
    Walau kini kau tlah berpulang namun kenangan itu takkan pernah terlupa..
    Selamat jalan Ndaru..!! Tabuhlah drum-mu.. dendangkan lagu-lagu indah dari alam sana..


    Update :
    Berita dari Turi:
    Jumat, 13 Januari 2006 jam 17.30
    Misa 100 hari meninggalnya Ndaru Pratikno (JB '98 & PBI USD '98)
    Bertempat di Ponosaran Lor, Turi, Sleman.
    di-toengzzz oleh Charly_S, tatkala jam dinding menunjuk angka 11:23


    Result Page: 

     





















     


     
    Search within results | Language Tools | Search Tips


      

      Porlak Eden Toengzzz 2005